Susu adalah
cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia
betina.
Susu adalah sumber gizi
utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat.
Namun demikian susu ini sangat mudah rusak karena, susu termasuk
jenis makanan yang perishable alias mudah rusak. Pasalnya, kandungan zat gizi
yang tinggi dan lengkap dalam susu menjadikannya medium yang sangat baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme. Seperti halnya ASI, susu yang berasal dari sapi
yang sehat pada dasarnya relatif steril. Maksudnya, memang benar terdapat
bakteri dalam susu, tetapi kandungannya rendah (kurang dari 1000/ml) dan
sebagian besar dari bakteri tersebut bukan jenis yang merugikan, sehingga
dianggap tidak signifikan untuk membahayakan kesehatan. Akan tetapi, begitu
susu keluar dari ambing susu (diperah) sangat besar peluangnya untuk
terkontaminasi dengan berbagai bakteri yang merugikan. Bakteri-bakteri yang
merugikan tersebut meliputi bakteri yang dapat merusak susu maupun bakteri yang
membahayakan bagi kesehatan manusia karena bersifat patogenik (menyebabkan
penyakit), antara lain enterobacter dan salmonella. Terlebih jika pemerahan
masih dilakukan secara manual, ditambah sanitasi lingkungan pemerahan yang
rendah. Bahkan, pemerahan yang menggunakan alat perah otomatis pun tidak sama
sekali membebaskan susu dari peluang terkontaminasi bakteri merugikan.
Karenanya, sangat tidak dianjurkan meminum susu cair segar yang masih mentah.
Untuk ‘menghilangkan’ bakteri-bakteri tersebut, maka susu mutlak diawetkan.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengawetkan susu
ialah dengan Pasteurisasi. Pasteurisasi (yang dinamakan sesuai dengan
penemunya, Louis Pasteur) adalah suatu proses memanaskan produk (dalam hal ini,
susu) dibawah titik didihnya, dengan tujuan untuk membunuh semua mikroorganisme
pathogen. Selain membuat susu menjadi aman dikonsumsi manusia, pasteurisasi
juga akan memperpanjang umur simpan dari susu karena sebagian bakteri
perusak/pembusuk susu juga mati. Pasteurisasi susu dapat dilakukan secara LTLT
(Low Temperature, Long Time) maupun HTST (High Temperature, Short Time).
Pasteurisasi LTLT artinya, susu dipanaskan pada suhu 63 oC selama 30 menit.
Sedangkan pasteurisasi HTST adalah memanaskan susu pada 72 oC selama 16 detik,
setelah itu susu didinginkan hingga 4 oC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
GO.BLOG.COM